Aku pikir. . .
Mendung kemaren tak datang lagi
Aku pikir. . .
Bunga yang baru layu bisa segar kembali setelah tersiram
hujan
Dan aku pikir. . .
Langkah ku akan damai setelah melihat mu yang lama tak
terlihat
Sejak lama. . .
Aku kembali ke tempat dimana pernah ku dapat sebuah arti
hidup
Sejak lama ku simpan raut wajah baru mu di cermin kedua ku
Namun rupanya. . .
Mawar lain tlah mengisi
hatimu
Hingga langkah ku tersendat dan hanya bisa. . .
Ku perhatikanmu dari jauh
Tapi setelah hari ini. .
.
Biar senyum sunyi sepi jadi teman ku
Namun di keremangan ini
Ada doa untuk mu
Dan ku berpesan. . .
Jangan buat lagi Arsy bergetar dengan apa telah kau lakukan
dulu
Jangan heran jikab cinta masih tersisa
Seribu hawa jika di hadapkan terhadapmu tentu akan seperti
aku
Aku takjub . . .
Lalu tunduk patuh pada senandung cintamu yang berasal dari
langit ke tujuh
Maaf kan aku. . .
Yang tak sopan mengganggu dinding istanamu
Ini hanya sekilas masa lalu cinta
Walaupun itu hanya salah paham
Dan aku tak akan pernah mengganggu mu lagi. . .
Cintailah dia dengan cintamu yang seputih kapas
Lalu. . .ajari dia naik ke Arsy dengan kesehajaanmu
Niscaya dialam kedua
nanti kalian tak terpisahkan. . .
Ku coba bertahan. . .
Tanpa rima dan tanpa kata dalam setiap suara hatiku
Lelah menanti. . .
Namun apalah daya yang aku punya
Lucu memang aku masih sahaja merindukanmu
Walau ku tahu hatimu telah mati untukku
Hatiku tetaplah masih berbunga-bunga untukmu
Walau ku menangis di setiap malam
Dalam pedih hatiku. . .
Rasa ini masih berharap selau bernada sama tiap harinya
Menyanyikan nyanyian rindu hanya untukmu
Mencintaimu tak pernah salah, tak kurang suatu apapun
Ku tak mau kehilangan senyumanmu
Qu hanya ingin menyimpanmu hingga akhir hayat ku
Dalam indahnya doa yang ku persembahkan di atas sajadah
kesayanganku. . .
No comments:
Post a Comment